Rabu, 07 Maret 2018

LE NDAWI SUKU LANI BANGSA WEST PAPUA (AP LANI)





karya : 
Oleh: Pemius Munice Yikwa 
mensos dari: Kogoya.one



REVEALING LANI SOCIETY’S CULTURAL VALUES IN THEIR ORAL POEM, LE DAWI, Papua Merdeka

Karya anak Lani (ap lani mendek ekwi mengarak)

The lamentations are necessary and important for the Lany youth to learn and maintain. If they cannot lament now yet, it is fine as far as they can still attend the ceremonies or rituals in which people lament the Ledawi so that they can learn how to do it in the future.
This Ledawi, as part of the Lany culture, should be carried out by the Lany community. In the lamentation of Ledawi, the language used is the Lany language. The use of language and lamentation of Ledawi in ceremonies or rituals are adjusted to the purpose and occasions. The Ledawi for death rituals have different lyrics from common adat rituals, welcoming guests, saying goodbyes to children leaving for foreign land, remembering the ancestors having long been dead, or those who are living in foreign lands.
Apa yang saya hasilkan baru merupakan sebuah mutiara yang terlepas dari untaiannya dan belum berarti apa-apa. Judul ini juga bukan merupakan akhir sebuah perjalanan. Ini merupaka awal perjalanan untuk terus menggali harta budaya yang Papua miliki Bahasa,folklor,dan warisan budaya lainnya. Masih banjak mimpi besar yang ingin dieksekusi setelah ini. Peneliti berharap karya ini menginspirasi dan memotivasi peneliti-peneliti lain di Papua untuk terus bergerak dan berbuat sesuatu untuk menjelamatkan Papua dari kehilangan harta budaya yang tak ternilai harganya. Peneliti percaya dengan tekad,semangat juang,kehinginan untuk terus belajar,dan keterbukaan terhadap orang lain,kehinginan bukan sekedar kehinginan belaka.Pesanku untuk masyarakat suku Lany jangan rasa minder. Don’t Give Up You can, I can,We can and They can.




Ratapan yang diperlukan dan penting bagi pemuda lany untuk belajar dan mempertahankan. Jika mereka tidak bisa mengeluh sekarang, tidak apa-apa sejauh mereka masih bisa menghadiri upacara atau ritual di mana orang-orang meratapi yang sehingga mereka dapat belajar bagaimana melakukannya di masa depan.
Ini ini, sebagai bagian dari budaya lany, harus dilakukan oleh Komunitas Lany. Dalam laler dari, bahasa yang digunakan adalah bahasa lany. Penggunaan bahasa dan laler dari ledawi dalam upacara atau ritual disesuaikan dengan tujuan dan kesempatan. Yang untuk ritual kematian memiliki lirik yang berbeda dari ritual adat adat, menyambut tamu, mengucapkan selamat tinggal kepada anak - anak yang pergi ke negeri asing, mengingat nenek moyang telah lama mati, atau mereka yang tinggal di negeri asing.

Apa yang saya hasilkan baru merupakan sebuah mutiara yang terlepas dari untaiannya dan belum berarti apa-apa. Judul ini juga bukan merupakan akhir sebuah perjalanan. Ini merupaka awal perjalanan untuk terus menggali harta budaya yang Papua miliki Bahasa,folklor,dan warisan budaya lainnya. Masih banjak mimpi besar yang ingin dieksekusi setelah ini. Peneliti berharap karya ini menginspirasi dan memotivasi peneliti-peneliti lain di Papua untuk terus bergerak dan berbuat sesuatu untuk menjelamatkan Papua dari kehilangan harta budaya yang tak ternilai harganya. Peneliti percaya dengan tekad,semangat juang,kehinginan untuk terus belajar,dan keterbukaan terhadap orang lain,kehinginan bukan sekedar kehinginan belaka.Pesanku untuk masyarakat suku Lany jangan rasa minder. Don’t Give Up You can, I can,We can and They can.




oleh: Pemius Munice Yikwa
pubdok: kogoya.one